Abstrak jurnal yang baik itu bagaimana?

shares

Judul postingan ini adalah abstrak jurnal yang baik itu bagaimana? Lalu, baik menurut siapa? Apa standarnya?

Kalau kita perhatikan banyak sekali abstrak jurnal ilmiah yang dibuat serampangan. Artinya tidak memenu standar yang dianut untuk sebuah asbstrak yang baik. Ini mungkin karena banyak orang yang belum memahami abstrak yang baik tersebut dan atau sudah tahu tapi tidak memperhatikan. Mungkin orang itu juga mengatakan, "Ah hanya abstrak kok!"

Well, kita harus pahami kenapa harus ada abstrak. Fungsi dari abstrak itu adalah menjadi representasi dari tulisan utama, yaitu paper aslinya. Kalau asbtrak dibuat dengan baik, maka orang hanya memerlukan abstrak tersebut untuk melakukan pengutipan terhadap tulisan atau paper kita. Maksudnya adalah bahwa apa yang mereka butuhkan untuk melakukan pengutipan itu sudah ada dalam abstrak. Yah itu tadi, kalau abstraknya dibuat dengan baik sesuai standar yang ada.

Lalu kembali lagi, standar menurut siapa?

Nah tentu yang kita gunakan adalah paper yang sudah diterbitkan dalam jurnal yang terpercaya. Misalnya jurnal ilmiah internasional yang sudah terindeks di Scopus atau Thomson Reuters. Nah, cobalah menelaah sebuah abstrak paper yang terbit di situ. Kalau kita perhatikan maka abstrak itu baku adanya dan hanya terdiri atas Tujuan Penelitian, Metodologi, Hasil, dan Kesimpulan. Itu saja sebenarnya isi sebuah abstrak yang baik. Mungkin ada sedikit deviasi dari situ, yaitu kalimat pembuka (jumlah 1 atau paling 2 kalimat), sebelum masuk ke Tujuan Penelitian. Biasa juga ada rekomendasi di bagian akhir.

Jadi abstrak yang baik itu selalu diawali dengan kalimat seperti "Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mempelajarai bla... bla... bla..." Itu adalah tujuan penelitian. Baru diikuti dengan metode yang digunakan. Itu pun hasus selektif, metod yang utama saja yang dimasukkan. Kalau anda mau detail di sini maka space yang tersedia tidak akan cukup. Lalu abstrak akan diakhiri dengan kesimpulan.

Kalau begitu, abstrak itu kaku dong strukturnya? Betul, seperti itu adanya.

Jadi abstrak yang baik itu tidak boleh berisi macam-macam selain yang telah disebutkan itu. Di samping karena jumlah kata yang digunakan dalam abstrak terbatas, memang tidak ada juga gunanya mencantumkan hal-hal yang tidak diperlukan dalam abstrak.

Nah ketika orang lain mau mengutip hasil penelitian kita, maka dia akan melihat hasil dalam abstrak dan kesimpulan yang kita miliki. Dia tidak perlu melihat full papernya. Nanti kalau misalnya dia memerlukan sesuatu yang lebih detail, baru lah dia akan memerlukan full text paper kita.

Makanya, abstrak itu selalu disediakan gratis. Tidak ada abstrak yang harus dibayar. Kalau anda masuk ke ScienceDirect atau Pubmed, misalnya, anda akan bisa membaca abstrak dengan gratis. Lain hanya dengan full paper, sering kita harus membayar jika menginginkannya.

Related Posts

0 comments:

Post a Comment